Yamato Grace Regional Cerita Relawan Positif Corona: Segar Bugar, Nyaris Tanpa Gejala, Hanya Sedikit Gatal di Tenggorokan

Cerita Relawan Positif Corona: Segar Bugar, Nyaris Tanpa Gejala, Hanya Sedikit Gatal di Tenggorokan


Seorang Tim Relawan Rumah Sakit Darurat Covid 19, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah bernama Agung Nugroho membagikan cerita saat dirinya dinyatakan terpapar virus Corona. Pria yang bertugas di divisi call center itu terkonfirmasi positif dari hasil tes swab yang difasilitasi oleh Badan Pengawas Pemilu, Kabupaten Boyolali pada Senin 31 Agustus 2020 lalu. Agung mengatakan, dirinya terkonfirmasi positif dalam kategori asimptomatic.

Kondisi itu membuat dirinya nyaris tanpa mengalami gejala klinis sebagaimana pasien corona pada umumnya. "Kondisi saya bugar dan segar. Nyaris tanpa gejala apa pun. Hanya sedikit gejala gatel di tenggorokan," imbuhnya. Agung menyebut gejala di atas seperti ada duri ikan bandeng yang menyakut di tenggorokannya.

"Yang rasanya itu jarang banget munculnya, dan halus banget. Bila saya tidak memperhatikan dan mawas terhadap gejala ini, pasti saya akan abai," lanjutnya. Agung sendiri mengaku, gejala yang dirinya alami sudah dirasakan jauh sebelum melakukan tes swab. Ia waktu itu memutuskan untuk mengisolasi diri dan menjauh dari keluarga dan lingkar pergaulan.

Selama 10 hari, Agung tinggal di kamar mess RSDC19 Boyolali, kamar yang disediakan untuk tim relawan. Kondisi dengan bayang bayang risiko sebagai relawan penanganan Covid 19 disadari penuh oleh Agung. Demi menjaga orang sekitarnya untuk tetap terjaga dari paparan Covid 19, dirinya melakukan segala cara.

Ia mulai menerapkan protokol kesehatan yang ketat hingga menjaga pergaulan sehari hari dirinya. "Masker yang setiap waktu saya gunakan selalu dobel, masker surgery dan masker scuba. Saya pakai dobel adalah untuk rasa nyaman saya. Social distancin g saya berusaha ketat terapkan dalam kehidupan saya sehari hari." "Dalam penerapan distancing ini, saya menyadari sangat mungkin ada sanak kerabat yang menganggap bahwa saya paranoid, berlebihan, dan tertawa sinis mencemooh. Saya tidak berkeberatan bilamana ada yang berpersepsi demikian."

"Namun itu, saya lakukan karena saya ingin melindungi keluarga saya, tetangga saya, dan sanak kerabat saya, dengan kesadaran bahwa saya berisiko tinggi," urai Agung. Perjuangan Agung untuk memantapkan hati ikut bergabung dalam relawan penanganan Covid 19 di Kabupaten Boyolali sempat menemui jalan yang terjal. Ibunda Agung sempat melarang anak kesayangannya untuk menempuh jalan perjuangan ini dan bersikukuh tidak memberikan izin.

"Adik adik saya pun sejatinya tidak setuju, namun mereka menghormati saya, dan pasti paham bagaimana pola pikir saya yang notabene adalah relawan kebencanaan yang menjadi jalan hidup saya sejak lama," kata dia. Syukurnya, ibu mertua Agung memahami keinginan dari menantunya itu. "Mengingat beliau merupakan petugas rumah sakit di Rumah Sakit Pandan Arang, Kabupaten Boyolali."

"Beliau paham tentang bagaimana kondisi perkembangan Covid 19 di Boyolali waktu itu. Alhamdulillah bisa menerima keputusan saya untuk bergabung di tim relawan," ucap Agung. Bagi Agung, dukungan utama yang menjadi kekuatan baginya adalah dukungan dari istri. Di belakang laki laki tangguh selalu ada perempuan yang menjadi kekuatan.

"Istri saya yang saya nikahi lima tahun lalu, yang sejak jauh tahun sebelum pernikahan saya mengenal saya sebagai seorang relawan bencana." "Sehingga sangat paham bagaimana pola pikir saya, sangat mafhum, sehingga meski dengan berat hati menyetujui keputusan saya," beber Agung. Bagi Agung terpapar Covid 19 bukanlah akhir dari kehidupan.

Selama berbulan bulan menjadi relawan, Agung menyaksikan banyak pasien, dari usia balita hingga lansia. Kondisi mereka yang terlihat dalam kondisi bugar, kemudian survive dan akhirnya dinyatakan sembuh dari virus mematikan ini. "Terpapar Covid 19 ini bukan akhir perjuangan. Maka kepada saudaraku yang pula terpapar. Biasa sajalah, tidak perlu sedih, ayolah semangat, perjuangan masih panjang kawan."

Agung juga berpesan kepada masyarakat yang masih diberikan kesehatan. Ia mengingatkan betapa pentingnya menjaga protokol sehatan. "Sudahlah, ditahan dulu hasrat kumpul kumpulnya. Keinginan piknik, disimpan dulu dengan doa. Kita lagi berjuang bersama ini."

"Mari kita doakan saudara saudara kita yang sedang dalam keadaan tidak baik." "Masih banyak saudara kita yang kondisinya jauh lebih buruk dari kondisi yang kita dapatkan saat ini, yang sering kali itu tidak kita pikirkan." "Mereka yang sakit, yang dalam keadaan lemah, yang dalam keadaan lapar, yang dalam keadaan kesakitan, mari kita doakan," tandasnya.

Related Post